Pada tahun 2023, Jogja Film Archive berada di edisi 3. Setelah lebih dari dua tahun lalu diinisiasi, program yang sengaja dibuat untuk menjadi ranah eksibisi maupun wadah berbagi bagi para pemilik arsip film dari berbagai latar belakang ini. Tahun ini kami, Indonesian Film Archivist Society berusaha menghadirkan nuansa baru dalam aktivasi arsip dengan kolaborasi bersama Krack! Studio di kota Yogyakarta.
Tidak lagi hanya menyajikan arsip film bernuansa Jogja, namun juga kami berusaha menghadirkan film-film yang selama ini sulit untuk diakses oleh masyarakat Indonesia, Film-film yang ditayangkan salah satunya adalah Si Pintjang karya Kotot Sukardi (1951) dan Pulang karya Basuki Effendy (1952).
Menurut Andika Wahyu selaku Direktur Program Jogja Film Archive, dua film tersebut sengaja dipilih untuk melihat kembali urgensi arsip film Indonesia di masa Orde Lama hari ini yang keadaannya sangat mengkhawatirkan, dua film tersebut didapat oleh IFAS melalui kerjasama dengan Kemendikbudristek yang pernah melakukan digitalisasi film melalui kerjasama dengan Sinematek Indonesia.
Acara yang diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 2023 itu pun dihadiri lebih dari 40 komunitas budaya di Yogyakarta, yang menyambut dengan sangat antusias pemutaran film dari dua sutradara “tertuduh” LEKRA. Namun justru pemutaran tersebut berhasil memantik diskusi panjang diluar acara terkait bagaimana film itu bisa selamat, dan apa yang dialami oleh para pembuatnya pasca peralihan kekuasaan di periode 1965.